
makin meningkatnya volume otak terjadi karena stressor yang datang secara akumulasi dalam setiap rentang kehidupan. memang, dalam hidup, manusia tidak pernah bersifat statis, oleh karena itu manusia (termasuk aku) akan berusaha menuju keberfungsiannya. memeras otak berupaya "memungkinkan" sesuatu yang sebelumnya dipandang tidak mungkin. dan bukan hanya itu, aku juga menggunakan kemampuan otak untuk mengeja dan menjelaskan perjalanan hidup itu. saking seringnya belajar mengeja tentu saja akan menjadi lancar dalam membaca naskah kehidupan yang terjadi, apalagi meniti jembatan permasalahan yang serupa tapi tak sama itu (biasanya ya teori analogi yang dimainkan). saking lancarnya, langkah ini seperti tak terbendung karena merasa bisa "membaca".
aku membaca aku dan kamu. kamu bisa berarti apapun saja yang bukan aku.
otak dengan kapasitas giga dahsyat yang terbatas ini tidak akan kuat menampung materi-materi yang tidak seharusnya ditampung. penampungan-penampungan memori yang tiada habisnya itu bisa menyebabkan overload atau istilah kerennya
UTEGKE NJEBLUG hehehe..
saat
UTEG NJEBLUG bin
KONSLET itulah otak tak mampu mengenali aku dan kamu, apalagi membaca apa yang Aku lakukan padaku dan juga padamu.
karena saking
NGENESnya, otakku merengek mengajak rajanya untuk mengemis pada kesombonganKu. otakku kembali pada start awal untuk mengeja A B C D E... sampai Z abjad_Nya dan belajar berhitung 1 2 3 4 dan seterusnya...
nb: sumber artikel. udah mendapat izin dari penulisnya >>>
Penulisnya
ngrekadaya panca indriya,, ngeja ningali tan nganggo netra, ngrungu datan nganggo talingan, ngecap nora lumantar ilat, ngambu nanging ninggalake irung, ndumuk tan ngangge hasta. mung lumantar rahsaKu..
BalasHapusTulis aja apa yang kamu rasakan, dengarkan, lihat dan lain-lain....
BalasHapussemoga menajdi bermanfaat