Senin, 04 Oktober 2010

Keruntuhan Atheis

Atheisme dalam pengetahuan !!! itulah kiranya gambaran kondisi dunia science saat ini. Episode ini dimulai pada pada paruh abad ke XIX. Dan memuncak ketika Charles Darwin mengusung teori evolusi:

“Dalam proses evolusi, organisme yang lebih kuat cenderung untuk hidup dan bertahan. Sedang yang lemah akan musnah. Perjuangan untuk hidup dalam suatu lingkungan memberi dasar bagi proses seleksi alam. Yang cocok terhadap suasana alam tertentu akan hidup, sedang yang tidak cocok akan binasa. Dalam waktu yang lama proses ini akan menimbulkan bermacam-macam organisme”.
(The Orgin of The Species)


benih atheisme merupakan runtuhan dari materialisme, yang mengutamakan; benda mati adalah materi. Roh/jiwa itu malahan tidak diakui keberadaannya termasuk Tuhan. Atheisme adalah aliran/isme mengajarkan bahwa tuhan adalah tidak ada. Orang yang mengatakan bahwa Tuhan tidak ada karena ketidak tahuannya, maka tidaklah termasuk atheis. Bermula dari David Hume, yang menafikan materi (skeptisisme-empiris), lalu kemudian pikiran tersebut disokong oleh Vladimil Ilyich Lenin (1870-1924) dan juga Karl Marx (1818-1883). Marx mengatakan:

“Agama sebagai ciptaan manusia. Agama digunakan sebagai hiburan bagi rakyat supaya rakyat tetap sabar dan menerima keadaannya. Agama adalah sebagai obat bius bagi rakyat”.

Satu lagi anak cabang dari atheime adalah fasisme, yakni paham gabungan dari atheisme dan paganisme, yang diusung oleh Fredich Nietzche (1884-1900). Adolf Hitler merupakan salah satu penggerak fasisme.

Kaum matreialisme berpendapat bahwa jagad raya tidak bermula atau sudah ada sejak dulu. Immanuel Kant juga sependapat demikian. Hal tesebut justru dibantah dengan bukti-bukti ilmiah pada awal abad XX, dalam bidang astronomi. Teori big-bang atau hukum keteraturan makrokosmos, kiranya sudah cukup sebagai batahan gagasan di atas. Simaklah pernyataan Michael Denton:

“Sangatlah mustahil bila kenyataan keteraturan dan keseimbangan alam yang  seperti atsmosfer, gelombang electromagnet disusun dengan ketelitian super ketat. Yang sangat cocok bagi kehidupan manusia tersebut tidak diciptakan. Dengan perbandingan 1 : 109 ketelitian dan kalau seandainya ada perubahan seper sekian kecil saja, niscaya itu dapat menghancurkan keseimbangan tatanan kehidupan kita ini. Ini menandakan adanya kekuatan dari Yang Maha Tinggi”.
Firman Allah Q.S Shad 38 ayat 27:
Artinya:
“Dan kami tidak menciptakan langit dan apa yang ada antara keduannya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.

Psikologi Kekalalahan Pengikut Freud
Dunia psikologi tentu taka sing dengan Sigmund Freud, pendiri psikoanalisa. Ternyata termasuk pendukung atheisme. Dalam kaitannya dengan perilaku beragama, Freud melihat bahwa agama adalah reaksi manusia atas ketakutannya sendiri. Dalam buku ‘Totem ang Taboo’ (1013), Freud mengatakan bahwa Tuhan adalah reflexsi dari oediplus complex. Kebencian kepada ayah yang dimanifestasikan sebagai ketakutan kepada Tuhan. Dalam bukunnya yang berjudul ‘The Future of an Illusion’ (1927) Freud mengungkapkan bahwa agama dalam ciri-ciri psikologisnya adalah sebuah ilusi, yakni kepercayaannya dasarnya adalah Wishfullfilment atau angan-angan. Manusia lari dari kepada agama disebabkan oleh ketidak berdayaannya menhadapi bencana. Seperti; takut sakit, tua, mati dll.

J.B Watson, pioneer Behaviorisme mengatakan bahwa manusia tidak punya will power. Manusi ditentukan oleh factor-faktor eksternal (stimulus-respon) yang direnforcement sebagai bentuk penentu hidup manusi tersebut sama sekali bukan dari Tuhan.

Bertahan dating dari penelitian psikologi itu sendiri. Bahwa religiusitas memiliki korelasi kesehatan mental. Carl Gustav Jung berkata bahwa selama ini problem yang umum yang terjadi yakni bersumber pada kebutuhan agama. Ahli psikologi yang sependapata dengan Jung antara lain, A.A brill dan Henry Link. Mereka berpendapat, bahwa orang-orang yang benar-benar religius tidak pernah menderita sakit jiwa. Selain itu Victor E Frankl, yang terkenal denngan logotherapynya adalah tokoh aliran psikologi humanistic yang sangat besar perhatiannya kepada agama.


Sejarah Keruntuhan Atheisme
Uni Soviet merupakan salah satu negara super power, pada waktu selain Amerika. Negara tersebut berideologi komunis, mengalami keruntuhan. Pada awal decade 1980-an. Keruntuhan bermula dari para pembesar/ negarawan pendiri tersebut mengalami krisis keyakinan. Pada era presiden Michael Gorbachev sering berpidato mengenai moralitas dan ketuhanan, meskipun ia seorang atheis. Terpecahnya UniSoviet, kekalahan Adolf Hitler dan bersatunya Jerman Barat dan Timur pada tanggal 3 Oktober 1990, sudah merupakan fakta realita, yang akan menjadi saksi histori kerapuhan atheis.

RAPUHNYA TEORI DARWIN
(Komentar tentang artikel)

Teori Darwin hanya pseudoscience. Hal yang paling penting, teori tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, bukti tentang mutasi genetika tidak dapat diterima, banyak ilmuwan yang gagal dalam bereksprimen dalam memutasi DNA (deoksiribonukleat), untuk membuktikan tentang teori Darwin. Akhirnya banyak ilmuwan putu asa, mereka beranggapan bahawa apa yang dikemukan oleh Darwin hanyalah khayalan belaka.

Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari ordo primate (kera). Bukti dari arkeologi kirannya sudah dapat mematahkan teori Darwin. Dunia pernah digemparkan dengan temuan fosil tengkorak, yang diklaim sebagai species peralihan antara manusia dengan kera. Ternyata fosil tersebut hanya rekayasa belaka. Tenkorak tersebut hanya rekatan belaka. Suatu kebohongan besar yang dilakukan oleh darwinisme terungkap. Perlu diketahui, sampai sekarang masalah species peralihan belum ada satu buktipun dari arkeologis.

 Dalam artikelnya Drs. Machnun Husien; “Kejadian Manusia Menurut Sains dan Al Qur’an”, kiranya sudah cukup jelas membahas evolusi manusia. Sebagai mana sabda Rasullulah:

“Sesungguhnya diantara kamu itu terkumpul kejadian dirinya dalam perut ibunya selama 40 hari dari nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging…”
(H.R Bukhari&Muslim)
Referensi:

1.    Al Qur’an dan terjemahan. 1982. DEPAG
2.    Imam An Nawawi. Hadist Ar Bain An Nawawi
3.    Mudhofir, Ali. 2001. “Kamus Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4.    Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuat Nasori. 2001. “Psikologi Islami”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5.    Purnomo, Heri. 1997. “Ilmu Alamiah Dasar”. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar