Rabu, 10 November 2010

Tugas: Psikologi Konflik & Resolusi

Analisis Kasus
Penayangan film “Berbagi Suami” yang diputar hari Jum’at tanggal 28 September 2007, mengisahkan seluk-beluk keluarga yang berpoligami. Secara tidak langsung banyak hal yang tersirat atau pesan moral yang akan disampaikan pada penonton. Bagaimana seorang suami yang berpoligami dengan alasan “dari pada berzina”. Sementara pertimbangan dari istri tidak terdengar.
Beban yang dipikul tidak hanya dari segi lahiriah belaka, tapi beban laten yakni dari segi psikologis dari setiap individu yang terkait dengan keluarga poligami. Suami, istri-istri, anak dan lain-lain.
Dari film tersebut terdapat Konflik-konflik:
1.    Konflik Batin
Ketika suami merasa tertekan yang mengakibatkan suami tersebut sampai sakit-sakitan. Tampak dari raut muka si suami kelihatan menahan beban penderitaan batin yang amat sangat. Terutama memikirkan hubungannya dengan para istri.
2.    Konflik dengan sesama istri
Dalam film tersebut digambarkan bagaimana para istri berebut dan merasa paling baik untuk merawat suaminya. Apalagi hubungannya dengan istri pertama nampak jelas. Difilm tersebut diperankan bagaimana istri yang kedua membanting pintu, menunjukan rasa sinisnya pada istri yang pertama.
3.    Konflik ayah dengan anak.
Digambarkan bagaimana rasa acuhnya pada ayahnya sndiri.
4.    Konflik hubungan anak dengan ibu
Perasaan dilematis anak yang kecewa dengan statemen ibunya sendiri yang ketika itu sedang melakukan sebuah wawancara di sebuha televisi. Si anak merasa bahwa itu semua hanya untuk menutupi ayahnya.
5.    Konflik batin anak dengan ibu muda (istri ke 3)
Walaupun secara normative istri ketiga bisa disebut sebagai ibu, tetapi usia yang tak terpaut jauh dengan anak, hal tersebut bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
6.    konflik dengan lingkungan
persepsi dari masyarakat. Terlihat dalam adegan wawancara di televise dan ketika membeli makanan di sebuah warung. Tampak penjual bingung dengan si suami yang berpoligami itu.
 
Resolusi:
Resolusi yang diberikan ayah kepada anaknya agar kelak dalam berkeluarga hendaknya cukup dengan istri saja.
Menurut Penulis untuk sebuah konflik marital tak bisa membayangkan ataupun membeli sebuah solusi. Masih segar ingatan kita Dai kondang A’a Gym yang memutuskan untuk berpoligami. Menjadi berita sesasional.
Paling menarik pendapat Sri Sultan Hameng Kubuwono X, Sultan Daerah Istimewa Jogjakarta, dalam sebuah talk show “kick Andy” di Metro Tv menyebutkan bahwa dirinya adalah “produk dari Poligami”. Kenapa beliua tidak berpoligami ? alasan pribadinya bahwa beliau pernah merasa tidak nyaman dengan hubungan dengan ibu yang lain. Masih menurut beliau untuk saat ini beliau berpikiran bahwa konteks poligami telah mengalami pergeseran dalam pemaknaannya.
Untuk itu penulis hanya bisa berkata Wallahu a’alam tiap individu punya perspektif masing-masing. Jangan lantas kita mendiskreditkan bahwa seseorang yang berpoligami berkonotasi “jelek”. Itulah dinamika dalam bahtera rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar