Selasa, 09 November 2010

Messiah

Messiah atau juru selamat merupakan suatu dogma, dari agama samawi maupun aliran-aliran kepercayaan. Misalnya Di Islam ada Imam Mahdi, Nasrani dengan Jesus (Isa Al Masih) sebagai Juru selamat, atau pun dalam kepercayaan-kepercayaan lainya. Di Jawa mengenal istilah Satrio Piningit, ada juga yang menyebut dengan Ratu Adil dan masih banyak lagi di penjuru dunia lainnya. Messiah ini muncul ketika adanya suatu kekacauan yang lebih dan sulit dikendalikan, perspektif jawa meyebut setelah terjadi goro-goro (huru hara; bencana) maka akan muncul lah sang juru selamat. Bisa dibilang messiah itu sebagai agent of change.
Melihat sejarah masa lalu, ajaran juru selamat ini kadang menjadi kepentingan politik. Di Islam sudah  sendiri berapa banyak yang mengklaim sebagai imam mahdi sehingga terjadi pertumpahan darah. Memang perdebatan tentang imam mahdi sampai sekarang masih diperbincangkan. Sosok yang nanti ditunggu-tunggu untuk menumpas Dajjal.
Bila kita cermati, aliran-aliran ’sesat’ pasti mengajarkan bahwa pemimpinya adalah juru selamat. Tidak usah heran kenapa para jamaah/pengikut begitu meyakini pemimpinnya  yang layak membawa perubahan. Doktrin-doktrin ini begitu kuat mempengaruhi pengikutnya, terutama mereka yang tersisih secara sosial. Jalan buntu dan terasa stagnan terhadap sistem yang ada, aliran sesat tersebut seolah memberi solusi atas permasalahan hidup yang dihadapi. Sehingga doktrin tentang juru selamat menjadi fundamen/landasan dalam kepercayaan yang menjadi kunci pokok.

Terlepas dari eksistensi siapa juru selamat itu, munculnya aliran-aliran sesat di mayarakat itu adalah potret kegagalan otoritas lembaga agama yang mapan. Dakwah mereka tidak tersentuh sampai lapisan masyarakat. Agama hanya menjadi aspek credo dan ritual, gagalkan menjalankan fungsi sosialnya. Agama hanya menjadi identitas yang memunculkan dikotomi bahwa diluar keyakinan yang dianut adalah keliru. Istilahnya adalah kategorisasi; ingroup dan outgroup.
Lalu siapa yang harus disalahkan ? Semuanya kita kembalikan ke diri kita masing-masing, apa kah kita masih menanti juru selamat itu ?. Ya semuanya setuju, kalau juru selamat itu bisa membawa negeri kita ini tentrem kerta raharja, gemah ripah loh jinawi. Membasmi korupsi yang sudah jadi endemi. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia benar-benar terjadi. Ataukah itu semua hanya jadi utopi ?.
Bangsa ini butuh messiah banyak sekali, messiah yang mampu memberantas ’dajjal’ korupsi, membasmi ’dajjal’ mafia-mafia hukum atau juru selamat yang mampu membawa PSSI bisa berkiprah ke pentas dunia. Kita selalu malu posisi Timnas setia menjadi juru kunci. Negeri ini sering dilanda bencana, baik bencana alam, sosial maupun keterpurakan moral.
Lalu siapa yang harus disalahkan ? Semuanya kita kembalikan ke diri kita masing-masing, apa kah kita masih menanti juru selamat itu ?. Ya semuanya setuju, kalau juru selamat itu bisa membawa negeri kita ini tentrem kerta raharja, gemah ripah loh jinawi. Membasmi korupsi yang sudah jadi endemi. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia benar-benar terjadi. Ataukah itu semua hanya jadi utopi ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar