Selasa, 28 Desember 2010

Kidung dari Jiwa yang Agung

Jelaslah itu kidung
Nyanyian lembut dari jiwa yang agung
Getaran tulus bahasa kalbu mampu memasung
Seperti payung
Rela basah kuyup diam mematung
Mengubur gelisah meringkuk takut membusung
Kidung dari jiwa yang agung
Menemani dalam buaian tidurmu yang melengkung
Membelai halus bagai kehangatan sangkar burung

Lihatlah jiwa yang agung
Sanggup berkorban menembus gunung
Tapi kau anggap hanya sebagai kacung

Jumat, 24 Desember 2010

NARASI TAK BERBAIT

Dengan tersisa tersenyum pelit
Ku tutup malam memandang langit
Menemaniku diamnya bulan sabit
Melamun jauh menerawang sengit

Ada sesuatu terasa sangat pahit
Hati yang sakit berderit rapi menjerit
Mengigit-gigit tanpa pamit
Seolah anak perawan sedang dipingit
Mengurung diri sedikit demi sedikit
Bagai bukit hijau masih terasa legit

Rabu, 08 Desember 2010

Sugesti dalam pespektif Islam


Kita hampir tidak menyadari seberapa besar kita bergantung pada sugesti dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membentuk opini kita tentang orang lain. Pujian atau celaan orang lain yang sampai ketelinga kita segera tampak oleh kita sebagai suatu kebenaran. Hanya sedikit saja orang di dunia ini orang yang dapat menolak sugesti yang semestinya kepada dirinya dari orang lain, meski mereka tidak mengetahui fakta-fakta itu sendiri. Kita mungkin akan berprasangka terhadap seseorang yang belum pernah kita lihat, tak pernah kita kenal, hanya karena apa yang dikatakan oleh orang lain tetangnya. Yamg paling menarik adalah kita sering meragukan pujian dan cenderung mempercayai celaan. Hal ini terjadi karena pengalaman kita membuat kita pesimistia.

Ketika menimbang psikologi massa, kita melihat betapa sering irang-orang besar yang benar-benar telah bekerja untuk pertisipannya, dalam kapasitas apa pun, merasa tidak suka tatkala ada orang berbicara menetang mereka. Pada saat ini, ketika kehidupan di dunia bersifat otomatis dan kita semua bergantung pada apa yang dikatakan surat kabar; kita secara kolektif mengubah opini kita terhadap orang lain, hanya mendapat sanjungan dan kita juga tidak banyak mengretahui mengapa seseorang disalahkan. (Inayat Khan, 2001)